Tuesday, November 14, 2017

Apakah mungkin membuat mesin menjadi cerdas?


Apakah mungkin membuat mesin menjadi cerdas?
            Pada awal mula di ciptakannya mesin cerdas ( Artificial Intelligence )atau kita kenal kecerdasan buatan banyak para peneliti yang mengalami kegagalan demi kegagalan dalam menciptakan hal tersebut dikarenakan mesin komputer tradisional bekerja dengan cara yang sangat berbeda dengan penalaran manusia. Kunci dari mesin cerdas ialah terletak pada pemahaman tentang detail-detail dari cara kerja otak manusia dan mensimulasikannya dengan jaringan syaraf tiruan.
            Pada tahun 1940an kita kenal dengan peneliti ternama komputer modern yaitu Alan Turing, yang lahir di Inggris 1912. Alan Turing menciptakan kecerdasan buatan pada tahun 1936 pada saat menempuh Ph.D di Princeton University, setelah itu dia direkrut oleh pemerintah Britain untuk memecahkan suatu code, yaitu enigma yang mana pada saat itu tak bisa di pecahkan oleh negara sekutu manapun.
            Alan Turing berhasil menciptakan komputer dengan menggunakan kecerdasan buatan pertama kali pada tahun 1939 untuk memecahkan code enigma. Tahun berlalu, kecerdasan buatan semakin dikembangkan oleh beberapa peneliti salah satu contohnya dibentuknya konferensi di kampus Dartmouth College pada musim panas 1956. Menurut beberapa ahli bahwa komputer memiliki potensi yang luar biasa dalam menyelesaikan masalah komputasi seperti aljabar,memecahkan beberapa logika bahkan berbicara inggris sehingga mereka sangat optimis pada bidang ini.
            Mesin dapat dikatakan cerdas bila dapat memberikan solusi permasalahan yang manusia hadapi, untuk itu mesin cerdas membutuhkan knowledge base yang cukup untuk menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang dialami manusia. Kecerdasan buatan ini harus dilengkapi dengan sekumpulan pengetahuan yang ada pada basis pengetahuan dan memiliki motor inferensi sehingga dapat menarik kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan tadi.
Komputer modern saat ini telah mengandung berbagai macam teknologi dan algoritma yang sudah komplex dibandingkan awal mula mesin komputer jaman dahulu. Seiringnya jaman mesin berevolusi dengan sangat cepat guna memenuhi kebutuhan manusia dalam melakukan beberapa pekerjaan. Menurut Professor Shlomo Maital, Peneliti senior dari S.Neaman Institut menyatakan bahwa ada 2 kecerdasan salah satunya yaitu kemampuan untuk belajar, kedua ialah kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dan di area tersebut mesin bisa lebih cerdas dari pada manusia.
            Seperti kejadian pada 10 Februari 1996 ketika Super computer IBM yang dikenal sebagai Deep Blue mampu mengalahkan juara catur dunia yaitu Garry Kasparov pada permain pertama dari 6 permainan. Mesin tidak terbatasi oleh keadaan fisik layaknya manusia yang butuh istirahat, mesin bisa mengolah,menganalisa,menghitung,dsb dengan secara kontan secara 24jam sedangkan manusia tidak bisa. Oleh karena itu pada aspek tersebut mesin lebih unggul dari pada manusia. Akan tetapi tidak semua aspek mesin lebih cerdas dari manusia, salah satu contohnya ialah manusia memiliki yang namanya insting sedangkan mesin tidak. Manusia mampu berkreativitas diluar dari pengetahuan dasar mereka sedangkan mesin harus diprogram terlebih dahulu.
            Kesimpulan menurut penulis adalah bahwasannya sebuah mesin bisa dibuat menjadi cerdas dengan cara memasukan pengetahuan-pengetahuan yang ada dan berdasarkan fakta dengan tepat sehingga mesin tersebut bisa menginferensikan permasalahan yang ada lalu menciptakan solusi yang optimal. Tentunya dengan dibantu dengan device yang mumpuni sehingga perolehan solusi akan didapat dengan cepat dan tepat dan apakah mesin bisa lebih cerdas dari manusia? kenyatannya mesin bisa lebih cerdas dan tidak. Bisa lebih cerdas jika mesin itu di beri knowledge yang lebih dari manusia itu sendiri, Tidak lebih cerdas karena mesin bersifat kaku / programmable. Mesin tidak memiliki insting / penalaran layaknya manusia jika mesin itu menghadapi sebuah keputusan yang belum terprogram, maka hal tersebut menjadi jalan buntu bagi mesin itu sendiri sedangkan manusia selalu mencari alternatif lain dengan menggunakan insting / penalarannya.